Jumat, 02 Juli 2010

KONSEP DASAR NYERI SEMESTER 3

by: Nurona (2 Juli 2010)

DEFINISI NYERI

1. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).

2. Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan

3. Menurut keperawatan: “Apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya.” Peraturan utama dalam merawat pasien nyeri : “Semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya belum diketahui.” Keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien bahwa nyeri itu ada

4. Nyeri terjadi bersamaan dengan proses penyakit, Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun, Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang mengalami nyeri disbanding tenaga professional kes. lainnya shg perawat mempunyai kesempatan lebih banyak untuk membantu menghilangkan nyeri dan efeknya yang membahayakan.


MODIFIKASI MASUKAN NYERI


Woolf dan Salter (2000) mengidentifikasi 3 tingkatan tempat informasi saraf yang dapat dimodifikasi sebagai respons terhadap nyeri kronik

1. Luas dan durasi respon terhadap stimulus di sumbernya dapat dimodifikasi
2. Perubahan kimiawi dapat terjadi di dalam setiap neuron atau bahkan dapat menyebabkan perubahan pada karakteristik anatomi neuron-neuron ini atau neuron di sepanjang jalur penghantar nyeri
3. Pemanjangan stimulus dapat menyebabkan modulasi neurotransmitter yang mengendalikan arus informasi dari neuron ke reseptor-reseptornya.

Yang dan Wuu (2001) menjelaskan semua perubahan dapat menyebabkan perubahan jangka panjang dalam konektivitas dan organisasi sel-sel saraf, yang menghasilkan ingatan nyeri. Hal ini dibuktikan oleh perosesan saraf sentral dapat mengubah reseptor dan keluaran kimiawi sehingga individu dapat merasakan sensasi nyeri yang menetap, walaupun stimulasi saraf nyeri berkurang atau bahkan tidak ada (Paye, Gonzales,1999).


RESEPTOR NYERI DAN STIMULASI

Kapasitas jaringan utnuk menimbulkan nyeri apabila jaringan tersebut mendapat rangsangan yang mengganggu bergantung adanya nosiseptor. Nosiseptor adalah saraf aferen primer untuk menerima dan menyalurkan rangsangan nyeri. Ujung-ujung saraf bebas nosiseptor berfungsi sebagai saraf yang peka terhadap rangsangan mekanis, kimia, suhu, listrik yang menimbulkan nyeri. Nosiseptor terletak di jaringan subkuti, otot rangka, dan sendi. Reseptor nyeri di visera tidak terdapat di parenkim organ internal itu sendiri, tettapi di permukaan peritoneum, membrane pleura, durameter, dan dinding pembuluh darah.

Saraf perifer terdiri dari 3 akson 3 tipe neuron yang berlainan: neuron aferen atau sensorik primer, neuron motorik, dan neuron pasca ganglion simpatis.
Serat pascaganglion simpatis dan motorik adalah adalah serat eferen (membawa impuls dari medulla spinalis ke jaringan/ efektor). Badan sel dari neuron aferen primer terletak di akar dorsu (posterior) nervus spinalis. Setelah keluar dari badan selnya di ganglion akar dorsal (GAD), akson saraf aferen primer terbagi menjadi 2 prosesus: satu masuk ke kornu dorsalis medulla spinalis, dan staunya mempersarafi jaringan.

Serat-serat aferen primer diklasifikasikan berdasarkan ukuran, derajat mielinisasi, dan kecepatan hantaran (gambar 1).

Aβ : diameter paling besar,bermielin, memberikan respons maksimal thd sentuhan dan/ rabaan didapatkan > pd saraf yg menginervasi kulit

Aδ : diameter kecil 2-5 μm, bermielin kecepatan konduksi 12-30 m/s

C : diameter 0,4-1,2 μm , tidak bermielin kecepatan konduksi 0,5-2 m/s

Serabut saraf Aδ dan C berada pada saraf yg menuju ke kulit, somatik dalam dan visceral umumnya memberikan respons maks. hanya kepada stimulus noxious ( mis. : rangsang mekanis, panas, zat kimia iritatif) àmenimbulkan nyeri

Reseptor nyeri : nociceptor

Nociceptor Aδ tersebar hampir pd semua permukaan kulit sebagian kecil pd otot dan sendi > sensitif thd stimulus mekanis intensitas tinggi sebag. thd stimulus termal
Nociceptor serabut C: bagian dalam kulit, di setiap jaringan sensitif thd stimulus noxious mekanis , termal, kimiawi

Sensitisasi : bila stimulus kuat, berulang/ berlangsung lama pada jaringan yg rusak / inflamasi. Sensitivitas nosiseptor meningkat
Hiperalgesia (primer, sekunder) nyeri tekan. Berperan mediator inflamasi mis.: bradikinin, prostaglandin , leukotrien juga krn pH rendah
Serabut A-delta & C membawa informasi ke SSP dg kecepatan berbeda (gambar 4)
Aktivasi serabut Aδàfirst pain: menimbulkan sensasi nyeri yg cepat, tajam , terlokalisasi (gambar 4)
Aktivasi serabut Càsecond pain:sensasi nyeri yg lama, nyeri tumpul, intense, menyebar (gambar 4)

MEKANISME NYERI

Transduksi

Merupakan proses di mana suatu rangsang nyeri (noxious stimuli) diubah menjadi suatu aktifitas listrik, yang akan diterima oleh ujung-ujung saraf (nerve endings). Rangsang ini dapat berupa rangsang fisik, suhu, ataupun kimia.
Dengan kata lain transduksi adalah proses rangsangan yang mengganggu menyebabkan depolarisasi mosiseptor dan stimulus nyeri. Salah satu kemungkinan transduksi adalah pengaktivan nosiseptor oleh zat-zat kimia penghasil nyeri yang dibebaskan di tempat cidera jaringan.
Berbeda dengan sebaian besar sensorik lain, reseptor nyeri sangat sedikit atau sama sekali tidak beradaptasi. Dengan rangsangan yang mengganggu dan berkepanjangan, kerusakan jaringan atau peradangan , reseptor nyeri malah semakin peka, disebut hiperalgesia, disertai penurunan ambang nyeri


Transmisi


Penyaluran impuls melalui saraf sensoris menyusul proses transduksi. Impuls ini akan disalurkan oleh serabut saraf A delta dan serabut C sebagai neuron pertama, dari perifer ke medulla spinalis dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh traktus sphinotalamikus sebagai neuron kedua. Dari thalamus selanjutnya impuls disalurkan ke daerah somato sensoris di korteks serebri melalui neuron ketiga, dimana impuls tersebut diterjemahkan dan dirasakan sebagai persepsi nyeri


Modulasi


Proses dimana terjadi interaksi antara sistem analgesilk endogen dengan asupan nyeri yang masuk ke kornu posterior. Jadi merupakan proses desendern yang dikontrol oleh otak seseorang. Analgesik endogen ini meliputi endorfin, serotonin, dan noradrenalin yang memiliki kemampuan menekan asupan nyeri pada kornu posterior. Kornu posterior ini dapat diibaratkan sebagai pintu gerbang yang dapat tertutup atau terbuka dalam menyalurkan asupan nyeri. Peristiwa terbuka dan tertutupnya pintu gerbang tersebut diperankan oleh sistem analgesic endogen di atas. Proses modulasi inilah yang menyebabkan persepsi nyeri menjadi sangat pribadi dan subjektif pada setiap orang. Hal ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya, pendidikan, atensi, serta makna atau arti dari suatu rangsang.


Persepsi



Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik yang dimulai dari proses transduksi, transmisi, dan modulasi yang pada gilirannya menghasilkan suatu perasaan yang subjektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar